Powered By Blogger

1997... it's started with anything,,,?

Kamis, 07 Juli 2011 0

Saya hanyalah manusia dengan begitu banyak kekurangan namun dibalik kekurangan mungkin hanya sedikit kelebihan saya berterima kasih kepada tuhan dan orang tua ketika saya kecil saya berada di suatu tempat yang kerennya mungkin lebih dari keren tempat itu merupakn tempat yang membesarkan ku mencintai dan menghargai alam , mungkin karena saya pada waktu sering mengikuti etanggaku yang bahkan kuanggap dia sebagi ibuku namanya Ena, beliau merupakan wanita hebat, hebat bukan karena dia bisa terbang tapi hebat karena dia bisa hidup dan menghidupi 4 orang anaknya atau lebih tepatnya saudaraku juga. Disamping rumah dinas bapakku ada sebidang tanah yang beliau sulap menjadi kebun singkong, didepan nya ada sebuah pohon jambu monyet yang mengarah keluar didepan pohon tersebut juga ada saluran air yang ada air mungkin karena saluran air tersebut hanya drainase, tempat itu juga merupakan tempat faforitku setelah pulang sekolah atau lagi ngumpul bersama tetangga, seringkali setelah pulang sekolah sebelum singgah dibawah pohon faforitku, saya juga sering berenang disungai yang kurang lebih jaraknya 2 km dibelakang sekolahku.
                pantai, sungai, dan bukit merupakan tempat bermainku karena hampir setiap hari saya sering kekebun dengan menggunakan gerobak sapi jalurnya juga pasti lewat sungai, jangan lupa desa tersebut bernama desa susupu, kecamatan sahu, halmahera barat...
disitulah masa kecilku bermula, namun sebenarnya saya lahir di ternate pada tanggal 14 januari 1992, mungkin saya lebih beruntung karena waktu bertugas didesa susupu saya setiap harinya melihat bagaimana ibuku memasak dengan menggunakan tungku tradisional yang dengan kayu bakar betapa lezat dan nikmatnya makanan yang dimasak secara tradisional saya juga kurang tahu mengapa,? Dan kenapa,?. Dibelakang rumahku juga terdapat sarang burung merpati yang digantungkan disebuah pohon mangga yang sangat besar. Yang ingin kuberitahu disanalah keberanianku dan kecintaanku kepada alam karena seperti yang kuceritakan di paragraf kedua tempat bermainku, tapi ada lagi yang ingin kuceritakan kecamatan sahu mempunyai 1 jalur masuk karena ditutupi oleh bukit-bukit. Tak ingin juga saya lupa tulis di sahu ada tempat penyaringan sagu, tempatnya keren karena masih sangat tradosional tanpa ada sedikitpun alat bermesin ditempat itu saya juga sering menghabiskan waktu dengan makan pisang bakar, dan ikan bakar ditambah sambal yang tak bisa dirangkai dengan kata-kata bukan karena rasanya tapi karena kebersamaan dengan merepakan yang menjadikan makanan tersebut enak.

beberapa kegiatan menghabiskan waktuku di desa sahu..
-          Mengelilingi desa dengan sepeda warna hijau kesayanganku
-          Ikut tetangga kekebun dengan gerobak sapi
-          Pergi kesungai disamping pompa PDAM
-          Berenang dilaut dengan keluarga
-          Makan durian dan buah-buah lain kalo lagi musimnya
-          Kalo lagi sakit slalu minta tolong sama mamanya abdi untuk bikin sambal lemon dengan pisang bakar
-          Cukup tuhan yang tahu... peace

ini merupakn sebagian kecil dari yang terkecil pada tahun 1997 dan sebelumnya disilah titik awal saya mulai menghargai alam dengan segala macam isinya. Bagiku Dunia ini begitu indah dengan sejuta bahkan milyaran hingga triliunan keindahan namun begitu banyak pula keindahan sampai tak terhingga mungkin memang benar tuhan adalah desainer mungkin juga arsitek atau mungkin juga seniman yang mahahebat yang menciptakan begitu banyak karya seni seperti bukit, gunung , lembah, dan pantai nan indah. Dari yang kulihat dimajalah, tv,hingga terjun langsung melihat alam, masa kecilku mungkin sama atau tak sama dengan anda, kau, dia, dan mereka. Saya mungkin kurang baik dalam menulis karena saya bukan penulis namun lagi mau menjadi penulis. Disanalah juga saya belajar menjadi orang menjadi yang menjadikan diri nyaman dengan semua orang dengan menjadi individu  yang baik dengan satu sistem yang saya pelajari, pahami dan percaya yaitu “ KELUARGA “ dimata saya setiap orang mempunyai perasaan, pengertian dan pemahaman yang berbeda-beda akan namanya keluarga, namun itulah yang saya pelajari, pahami dan percaya... saya hanya seorang yang mau berusaha menjadi penulis saya percaya otak yang membaca tulisan ini adalah editor yang baik dan tuhan adalah editor mahabaik......



SENYUMAN MATAHARI

Kamis, 19 Mei 2011 0


Siang yang indah menemani langkahku disalah satu kapal di dermaga potere’, menyenangkan sekali karena naik kapal sambil menatap langit yang cerah pada saat itu, banyak awan yang bergerak mengikuti arah angin dengan berbagai macam bentuk yang sangat indah,dengan banyak sekali sampah di dermaga itu ,bukan hanya sampah baunya pun sangat menyengat, perjalanan saya dikhiasi dengan berbagai kapal yang sandar atau sekedar numpang parkir atau apa namanya pokoknya saya yakin ada jawaban yang lain yang tepatlah .kurang lebih 2jam setengah jam lebih perjalanan kami melewati lautan. Angin laut yang begitu terasa sangat khas dengan alunan lagu yang lucu yang dibawakan oleh kak imas menambah “happy in this situation”.    

   
Rasa capek, letih, dan lemas mungkin itu kata yang cocok menggambarkan kondisiku hari itu. Tapi kayaknya tidak separah itu, berselang beberapa puluh menit kapal tiba dipulau karanrang, saya bersama ketua GCC, imam atau lebih akrab dipanggil igar turun sebentar untuk membeli rokok, yah kalo merk mungkin saya tidak usah atau mungkin tidak perlulah untuk menyebutnya, jelang beberapa saat kami berdua kembali kekapal untuk menuju ke pulau cangke’ bersama kak imas dan teman- teman lainnya. “penasaran” mungkin salah satu kata yang tepat juga untuk menggambarkan diriku sesaat setelah kapal meninggalkan pulau karanrang pada saat itu karena 3 hal yang paking kuingat sampai selesai menulis ini catatan yang pertama, bagaimana bentuk pulau cangke.? Daeng abu baik tidak.? Bisa lihat sunset dan sunrise tidak.? Dan ternyata ketika pulau mulai terlihat, teryata eh ternyata gella gettho (maaf agak lebay). Waduuuh ternyata keren pokoknya dan setelah menginjakan kaki untuk pertama kali saya melihat ada seorang kakek sedang duduk terdiam tanpa sepatah kata apapun, saya kira itu daeng abu tapi ternyata bukan kata kak imas
Hal pertama yang kulakukan disana untuk pertama kali adalah lari keliling pulau cangke dengan sepatu lapangan  dan kemudian dilanjutkan mendirikan tenda bersama jung dkk. Dibelakang pulau  cangke sendiri sunset terlihat dengan indah meskipun ditutupi dengan sedikit awan namun keindahannya masih terlihat disela-sela lubang awan yang dibawahnya  ada dua orang nelayan yang sedang merapikan perlengkapan diatas perahu yang mungkin saja segera pulang kerumah atau mau memulai kegiatannya . matahari memulai menunjukan keindahannya dengan warna merah yang sangat indah bagaikan dalam lukisan dengan kontur warna yang sangat teratur antara orange dan merah , ini merupakan pengalam yang sangat hebat, bukan karena belum pernah matahari terbenam  sebelumnya tapi karena disini saya menikmati matahari dengan tawa dan canda dengan beberapa teman- temanku atau lebih bisa saya sebut beberapa keluarga baruku dikosmik. Yang terpenting dari momen ini adalah “senyuman”


matahari yang indah istirahat sudah di tengah lautan,kamipun bergegas menuju ke tenda untuk masak namun belum sempat untuk memasak, datang pak jafar dengan anaknya dengan membawa ikan sekantong penuh namun yang bikin saya heran dia bersedia membagikan pada kami ikan setengah dari kantong yang dibawanya tapi mungkin karena ingin membantu, kak imas dengan imam patungan untuk membayar ikan tersebut, setelah itu saya pergi mencari atau lebih tepatnya disuruh untuk mencari daun lebar sebagai pengganti piring, namun yang saya temukan hanya pohon pisang tiba- tiba didepan rumah terdengar suara seorang kakek, “ cari apaki.?” Lalu saya jawab mau minta daun pisangta’.? dengan senyuman yang terasa sangat damai dia menjawab ambil meki saja tapi janganmi ambil yang daun muda,? Selesai mengambil daun pisang tua dibelakng rumah, saya disuruh kembali oleh beliau untuk kembali setelah mengantar daun pisang  ketenda. Ketika saya kembali saya langsung disuruh naik kerumah untuk mengobrol dengan beliau tapi sebelumnya itu saya harus menaiki sepuluh anak tangga yang cukup kecil  dengan jarak yang cukup jauh untuk ukuran tangga yang biasa saya naiki. Inilah obrolan sekaligus pertemuanku dengan daeng abu secara langsung.  Disinilah saya disambut dengan senyum yang ramah dan ikhlas bagaikan senyuman seorang ayah pada anak. Daeng abu dan istrinya merupakan beberapa dari pasangan - pasangan teromantis didunia dan abad ini, daeng abu merupakan penduduk pulau pala sebelum menetap dipulau cangke pada tahun 1972, daeng abu juga cerita kepada saya kalau dulu pulau cangke merupakan pulau yang tandus dan panas sekali suhu udara dipulau ini. Kata daeng abu juga pohon besar yang ada dibelakang rumah merupakan hasil dari tangan daeng abu, dan terus bertambah seiring dengan waktu dan keikhlasan dari daeng abu untuk tetap menjaga dan merawat hutan dipulau kecil bernama cangke dengan sejuta keindahan didaratanya maupun dilautnya, daeng abu juga bercerita tentang keluarganya yang sering ke pulau cangke untuk menemuinya seperi pak jafar yang merupakan keponakan dari daeng abu. Tapi yang saya ingin saya ketahui adalah kenapa daeng abu lebih memilih hidup bersama istrinya di pulau berdua.? Tapi tidak apa-apalah jika itu menjadi sebuah misteri bagiku, karena bukan itu yang kucari melainkan pembelajaran tentang kehidupan, keikhlasan, dan kesetiaan
setelah makan selesai bersama daeng dan istrinya saya langsung diajak oleh kak imas untuk membuat api unggun dipinggir pantai. Bukan kak imas namanya kalo tidak buat kegilaan. Dengan berat hati terpaksa saya orang pertama yang melompati api kira-kira 1 meter lebih, yang kemudian dia lanjutkan dengan igar yang meloncat di kobaran api yang dan dilanjutkan dengan berenang dipantai pada jam 11 malam dan dilanjutkan dengan aksi timbun badan dengan pasir dan masih banyak kegiatan lainnya dan asli gila.
Keesokan paginya  kegiatan kami lanjutkan dengan sarapan pagi dengan menu roti bakar telur dan dilanjutkan dengan hunting foto dan bersih pantai banyak sekali kegiatan disini mulai dari bentuknya edukasi hingga entertaiment. Sore harinya semua orang berada di depan rumah daeng abu. ada yang berenang, foto-foto bahkan ada yang pergi mancing bersama daeng abu tapi yang paling mengejutkan kak imas yang sedang berenang tiba berdiri dan menunjukan kepada kami kima atau kerang yang sangat besar kepada saya  yang langsung dibersihkan oleh istrinya daeng abu yang kemudian langsung saya olah menjadi kima tumis ala chef pikolo a.k.a manusia api.( julukan saya selama di pulau cangke). Malamnya daeng abu bercerita dengan saya dan imam mubin bagaimana keadaan pulau ini selama beliau menetap dan pengalaman selama hidup di pulau bersama istrinya. Tapi jangan salah daeng abu juga pernah ke jakarta dan selam disana. daeng abu juga bilang bahwa selama disana dia juga ditemani oleh anaknya presiden ke-tiga indonesia bapak.B.J habibie. Dan tetapi ada yang bikin saya sedikit sedih, karena selama ngobrol beliau dan imam mubin ngobrol menggunakan bahasa makassar dan ternyata saya hanya mengertinya sedikit dari apa yang mereka bicarakan.
Menurutku daeng abu adalah seorang yang kaya, seorang yang hebat dan  seorang pria yang mandiri yang bertanggung jawab. dengan dengan banyak pengetahuan dan pengalaman serta kerendahan hatinya dan ikhlas selama menjalani kehidupan dan selalu berbagi dengan orang terdekatnya, senyuman adalah matahari bukan menyinari tetapi menerangkan arti sebenarnya dari kehidupan. Bagiku dia adalah pahlawan, bagiku dia adalah guru, dan bagiku dia adalah anggota keluarga baruku.

Hari itu bukan perpisahanku dengan daeng abu dan istrinya melainkan pertemuan perdanaku dengan mereka berdua!

muhammad rizki. Diberdayakan oleh Blogger.